Thursday, June 24, 2010

Tindakan kecil yang berarti besar

Go Green 
Indahnya hidup dengan pola hemat energi untuk selamatkan  bumi 
Demi Masa depan yang lebih indah untuk kini dan nanti.





         Dering alarm berbunyi menunjukkan pukul 5 pagi. Dengan gontai aku bangun mencari sklar lampu untuk dinyalakan. Berkaca sebentar merapikan rambut dan beranjak keluar menuju tempat untuk mengambil wudhu. Sentuhan air begitu segar menyentuh kulit yang ku basuh, membuatku tersadar sepenuhnya.
     Sinar jingga matahari pagi mulai nampak di ufuk timur yang diselimuti sisa-sisa awan akibat mendung semalam. Bisa kurasakan udara pagi segar berlomba-lomba masuk ke dalam kamarku saat kusibak gorden hijau jendela. Aku berjalan ke arah balkon dan kudapatkan kesegaran yang lebih di sana. Udara pagi yang segar tanpa polusi. Kuhirup dalam-dalam udara pagi dan kesegaran itu memenuhi rongga tubuhku. Kesegaran sempurna untuk memulai aktifitasku pagi ini.
         Syukur Alhamdulillah kita bisa merasakan kesegaran itu. Tapi pertanyaannya, sampai berapa lama kesegaran itu akan bertahan? Yang aku tahu, bumi yang kita tempati ini sudah semakin tua. Bencana banjir, gempa bumi, longsor merupakan sebagian kecil tanda dari kerentaan bumi kita.
         Istilah global warming sudah sering kita dengar bahkan dampaknya sudah bisa kita rasakan sekarang seperti perubahan iklim yang tidak menentu dimana seharusnya bulan juni ini kita merasakan musim kemarau tapi yang terjadi malah musim hujan yang disertai angin kencang dan menyebabkan banjir dimana-mana. Sungguh disayangkan.
         Seiring dengan makin buruknya dampak global warming, maka muncul gerakan Go green yang menjadi istilah keren dalam usaha penyelamatan bumi kita ini. Kampanye, seminar, aksi-aksi di jalan ( pembagian tanaman kepada masyarakat, penanaman seribu pohon, penanaman seribu tanaman bakau,dll) , dan mengingatkan pada masyarakat bahwa 70% hutan di Indonesia telah rusak akibat ulah manusia sendiri. Semua telah dilakukan oleh berbagai organisasi lingkungan hidup untuk menyelamatkan bumi. Namun, hal tersebut mungkin efektif untuk sekedar mengingatkan. Namun yang bumi butuhkan lebih dari itu.
          Cukup dengan semua hal yang berfungsi untuk mengingatkan. Sebuah tindakan yang diperlukan bumi. Dan saya melakukannya. Sejauh ini yang bisa saya lakukan adalah mematikan beberapa lampu di rumah kos yang seringkali terlupakan untuk dimatikan oleh anak-anak kos lainnya, mematikan alat-alat elektronik setelah memakainya, membuang sampah pada tempatnya tetapi kalau tidak menemukan tempat sampah maka sampah tersebut akan saya kantongi kemudian membuangnya setelah kembali ke kos, mengurangi penggunaan kertas contohnya: Kalau fotocopy materi kuliah, saya selalu meminta untuk menggunakan kertasnya bolak-balik, mematikan keran air apabila bak sudah terisi penuh, kebiasaan mencuci 2 kali seminggu dikurangi jadi seminggu sekali.
           Lebih dari itu, banyak yang bisa kita lakukan seperti berpikir sebelum membeli barang, apakah benar-benar kita butuhkan atau akan hanya jadi sampah nantinya, menguranggi bepergian dengan kendaraan apabila jaraknya masih bisa ditempuh dengan berjalan kaki atau sepeda dan lain sebagainya. Coba bayangkan jika ada 1000 orang yang melakukan hal itu. Dijamin air murni, udara segar,sinar matahari yang hangat masih bisa kita rasakan di tahun-tahun berikutnya. Bagaikan kulit, bumi juga butuh dirawat, dijaga kelembabannya, dipercantik agar enak dipandang. Sekecil apapun usaha kita, itu akan sangat berarti besar bagi bumi yang kita cintai ini.

         Ini yang kulakukan untuk bisa terus menghirup udara pagi yang segar dengan hangatnya sinar matahari pagi. kalau kamu, apa yang sudah kamu lakukan?



No comments:

Post a Comment

yang punya cerita yang sama silahkan sharing bareng ya,,,, aku tunggu... ^_^